Bintang Paling Terang Bikin Singapura Diterjang Gelombang Pandemi ke-10
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Varian baru Covid-19 yakni Arcturus mudah menular meski penderitanya mengalami gejala ringan. Varian baru itu juga sudah ditemukan di Tanah Air.
Pemerintah sudah mewanti-wanti masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, mengingat adanya lonjakan kasus Arcturus di sejumlah negara di Dunia.
Advertisement
Pada laman resmi WHO kemarin pada hari Jumat (22/4/2023), varian Acturus yakni XBB.1.16 telah menjadi varian of interest. Arcturus, yakni nama yang diambil dari nama bintang yang paling terang di belahan Bumi utara pertama kali terdeteksi di India pada 23 Januari, di mana diyakini telah memicu lonjakan kasus baru-baru ini.
Peneliti dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi, Zubairi Djoerban, menjelaskan di akun Twitter pribadinya pada Minggu (23/4/2023) mengenai fakta-fakta dari hegemoni Arcturus.
Zubairi menjelaskan varian ini telah menyebar ke 16 negara. Sedangkan jika melansir dari pemberitaan Healthline, varian ini telah hadir di 29 negara hingga membuat Singapura diterjang gelombang pandemi yang ke-10.
Mengutip Channel News Asia (CNA), kasus infeksi harian di Singapura melonjak dari sekitar 1.400 sebulan yang lalu menjadi sekitar 4.000 kasus per hari pada pekan lalu.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung pada Jumat lalu menyebut sekitar 30% adalah kasus reinfeksi. Hal tersebut lebih tinggi dari proporsi 20% hingga 25% selama gelombang sebelumnya. "Virus ini endemik, artinya selalu beredar di masyarakat. Dalam situasi seperti itu, yang mendorong gelombang lokal kita bukanlah infeksi impor, tetapi infeksi ulang dari individu yang ada di masyarakat," kata Ong.
Negara tetangga lainnya Malaysia juga mengalami hal sama. Berdasarkan data Kemenkes Negeri Jiran itu, mencatat jumlah kasus Covid-19 dikonfirmasi naik 87,5% dalam 14 hari hingga 8 April. Di mana rawat inap selama periode yang sama naik 30,5%. Angka kematian akibat Covid-19 juga naik 25%. Per 8 April, jumlah kasus aktif secara nasional di Malaysia adalah lebih dari 13.000. Kemudian di India, terjadi lonjakan kenaikan kasus dalam 14 hari naik hingga 281 persen. Bahkan diketahui bahwa tingkat kematian pasien meningkat 17% di negara tersebut.
Zubairi mengatakan varian Arcturus sendiri tidak lebih mematikan dibandingkan dengan varian Delta. Namun Divisi Penyakit Menular di Vanderbilt University, William Schaffner mengatakan Arcturus adalah sub-varian Omicron yang lebih menular. “Ia [Arcturus] memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan yang membuatnya lebih menular daripada Omicron," kata William dikutip dari Heathline.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Keluarga Matahari 1912 Dukung Pasangan Agung-Ambar di Pilkada Kulonprogo
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Inggris Dukung Indonesia Tambah Kapal Tangkap Ikan
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
Advertisement
Advertisement